Quantcast
Channel: Perjalanan Nafs (mencapai Jiwa yang tenang)
Viewing all 507 articles
Browse latest View live

Melatih Hati Yang Khusyu

$
0
0
Imam al-Ghazali menerangkan enam istilah yang memiliki makna yang sebangun dengan khusyu'.
Keenam hal itu bila digabungkan akan menghasilkan kualitas khusyu' dalam shalat.
diantara keenam hal itu adalah;
-1> hudhurul qalbi (hadirnya hati),
yaitu mengkosongkan hati dari segala macam hal kecuali makna kata-kata yang terucap dalam shalat. Tentunya Ini mengandaikan adanya hafalan dan pengertian arti bacaan shalat itu sendiri.
Pengertian makna bacaan akan membantu mempermudah seseorang mengikat hati dalam kekhusyu'an, karena hati tersibukkan dengan makna-makna itu. Namun perlu diwaspadai seringkali hati hadir bersama hafalan bacaan tapi bukan makna bacaan itu sendiri.
-2> Sebagai kelanjutan dari hudhurul qalbi adalah "At-tafahum"
yaitu pemahaman akan makna bacaan itu sendiri. Pemahaman ini berbeda-beda antara satu hamba dengan hamba lainnya, sebagaimana perbedaan pengetahuan mereka mengenai al-qur'an dan tasbih.
Perbedaan pemahaman ini juga tergantung pada tingkat kehadiran hati masing-masing. Seringkali seorang hamba menemukan makna yang dalam ketika shalat yang tidak ditemukannya dalam kesempatan lain.
Jika dua hal tersebut (hudurul qalbi dan at-tafahum) dikategorikan sebagai katifitas internal karena harus dijalankan ketika shalat, maka empat konsep selanjutnya lebih merupakan aktifitas eksternal.
Keempat hal tersebut adalah=
ta'dhim, haibah, raja', dan haya'.
-3> "Ta'dhim" adalah kesadaran diri akan keagungan Allah SWT sebagai Dzat Pengatur Kehidupan. Kepada-Nyalah tergantung semua kehidupan makhluk di alam ini.
Ta'dhim kepada Allah SWT ini mampu meningkatkan kwalitas khusyu' seseorang jika disertai dengan hudurul qalbi dan at-tafahum.
-4> Adapun "Haibah" adalah perasaan takut yang lahir dari perasaan ta'dhim. Berbeda dengan takut yang ditimbulkan karena adanya unsur kemudharatan. Misalkan takut jatuh dari ketinggian atau takut binatang buas. Keduanya adalah takut karena sesuatu yang ditakuti itu bisa mendatangkan kemudharatan. Sedangkan haibah adalah perasaan takut yang lahir karena keagungan sesuatu yang ditakuti. Sebagaimana seorang anak yang takut kepada orang tua. Bila hati seorang hamba telah merasakan haibah dalam shalat, maka kualitas kekhusyu'annya pasti lebih tinggi dari yang tidak merasakan haibah.
-5> Sedangkan "raja" yang secara bahasa adalah pengharapan, dapat diartikan sebagai harapan yang senantiasa hadir dalam hati akan adanya ridha Allah SWT. Seorang hamba tentunya harus tahu diri sudah pantaskah dia mengharapkan ridha Allah SWT, jika shalatnya tidak mampu mendatangkan rasa ta'dhim. Bagaimana mungkin seorang mengharapkan sesuatu dari orang lain tanpa didahului pengabdian? Meski demikan kewajiban hamba adalah mengharap kepada-Nya, disertai dengan usaha mendekat dan mengenal-Nya melalui shalat yang khusyu'.
-6> Dan yang terakhir adalah "haya" perasaan malu kepada kemurahan-Nya. Apakah masih pantas seorang hamba berharap rahmat dan ridha-Nya, bukankah rahmat dan ridha selama ini telah diberikan oleh-Nya secara cuma-cuma walaupun seorang hamba banyak melanggar larangan-Nya dan mengoleksi dosa-dosa?


Demikian enam hal yang seharusnya dijadikan materi ajaran dan bahan latihan seorang hamba ketika shalat, sebagaimana yang dituturkan Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin

SHOLAT DAN SEMBAHYANG SEBELUM ZAMAN RASULULLAH

$
0
0
SHOLAT,DOA, dan SEMBAHYANG. Sebelum zaman Rasulullah Muhammad SAW. tidak ada kata "SHOLAT". Yang ada "DOA" dan "SEMBAHYANG"
1. Doa' adalah permohonan sama Tuhan.
2. Sembahyang adalah pemujaan dan terbentuk hubungan antara manusia dan Tuhannya.

Sembahyang sebelum ada agama Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW. hampir sama dengan "SHOLAT DAIM" kelompok TAUHID.
Secara umum di sebut Yoga, Semedi, Tapa dan lain-lain. Tinjauan kasus, Agama Hindu dan Budha.
Sembahyang sebelum Rasulullah Muhammad SAW., ISRA' dan MI'RAJ juga demikian.
ITIBAR, Waktu Rasulullah Muhammad SAW, di Goa' Hira sampai dapat Wahyu pertama. Tapi setelah Hijrah atau Rasulullah Muhammad SAW, ISRA' dan MI'RAJ.
Semua teori dan praktek "SHOLAT DAIM" tidak dipakai atau ditinggalkannya.
maka itu salah satunya semua sunah diperiode mekah tidak boleh di tulis.
karena belum masuk kedalam
TAUHID MURNI.


SHOLAT antara lain adalah, perpaduan antara "DOA" dan "SEMBAHYANG".
Lebih sempurna, karena semua anggota tubuh bergerak berdoa; dan menyembah-Nya.
Renungan.
Walau Rasulallah SAW, pernah Sholat Daim di goa hira. Tapi, tidak pernah menyuruh para sahabat ke goa hira. Karena fase Mekah baru pengamalan Ilmu Tauhid.
Bisa dikatakan belum sempurna iman waktu itu.
maka itu surat yang turun pendek-pendek dan diawali oleh "AYUHANNAS" (HAI MANUSIA)
Di fase Mekah ini.
dan di fase Madinah telah Tauhid Murni. Maka telah sempurnalah Iman dan saat itulah turun Ayat di Fase Madinah diawali "AYA-AYYUHALLAZINA AMANNUU"
(HAI ORANG YANG BERIMAN).

Yang mengajarkan Rasulullah Muhammad SAW, gerakan Shalat adalah Malaikat Jibril as.
Waktu Rasulullah Muhammad SAW., ISRA' dan MI'RAJ.
Melihat para malaikat Sholat bersaf-saf.
Posisi para Malaikat Shalat ada yang:
- Berdiri saja selama-lamanya.
- Rukuk saja selama-lamanya.
- Sujud saja selama-lamanya.
- Duduk saja selama-lamanya.
Agar lebih sempurna, manusia juga makhluk ciptaan Allah SWT, yang paling sempurna.
Rasulullah Muhammad SAW., meniru semua gerakan Shalat para Malaikat tersebut tiap rakaat.

CIRI ORANG ARIF

$
0
0
abu sulaiman abdurrahman ad-darani berkata:
"sesungguh-nya ALLAH akan membuka ma'rifat bagi orang arif yang lebih dari orang arif lain-nya, jika ia berada di atas sajadah-nya ketika mendirikan shalat."
orang yang memiliki budi, dialah orang yang arif.
orang yang arif, maka dialah orang ma'rifat. ciri-nya, jika mengatakan kebenaran senantiasa dari hati-nya yang lebih dalam. namun ia lebih suka diam daripada berkata-kata.
dzun nun al-mishri berkata:
"setiap sesuatu ada siksaan-nya, dan siksaan orang arif adalah jika ia terputus dari dzikrullah."
abu bakar al-warraq berkata:
"diam-nya orang arif itu lebih bermanfaat, dan ucapan-nya lebih nikmat serta menyenangkan."
abu yazid pernah ditanya tentang orang arif, dia menjelaskan:
"ketika tidur hanya melihat ALLAH, ketika terjaga hanya melihat ALLAH. ketika beribadah hanya kepada TUHAN-Nya dan perhatian-nya seluruh-nya tertuju kepada-Nya."
artinya, segala sesuatu senantiasa diarahkan 'pandangan batin-nya' hanya kepada ALLAH SWT...

MENGENAL HAKIKAT JIWA

$
0
0
Kalau bicara tentang hakikat jiwa, maka kita akan mengenal nafsu. Nafsu itu terbagi sebagai berikut :
- Nafsu amarah ialah nafsu/jiwa yang mendorong kearah maksiat.
- Nafsu lawamah ialah yang menghadirkan perasaan selalu kurang dan tidak optimal.
- Nafsu mutmainah ialah jiwa yang tenang/suci. Nafsu yang bisa membuat kita merasa tenang dan bahagia.

Mengenal hakikat dari hati. Imam Al Qazali mengatakan bahwa hati itu ibarat kaca jendela dan dosa-dosa diibaratkan sebagai debu yang menempel di kaca tersebut, kemudian kebaikan diibaratkan sebagai sinar yang menyelimuti jendela kaca itu. Dari analogi tersebut, maka kita bisa menyimpulkan apalah gunanya rumah besar dan mewah, apabila jendelanya tidak pernah dibersihkan, sehingga sinar mentari tidak pernah bisa masuk ke rumah tersebut (dalam hal ini Islam/kebenaran) yang harusnya menyinari seisi rumah. Bila hal ini berlangsung terus menerus, maka rumah tersebut akan dipenuhi bibit penyakit. Dengan shalat, membaca Al Qur'an dan amal-amal kebaikanlah yang mampu membersihkan hati kita.
Islam membagi hati menjadi tiga bagian, ialah :
-Hati yang selamat, adalah hati yang dipenuhi aktivitas yang selalu mengungat Allah SWT.
Rasulullah berkata dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Al Abani: "Kebaikan adalah sesuatu yang membalut jiwamu, tenang dan hatimu tentram. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan gundah dalam dada, meskipun telah berulang kali manusia memberikan fatwa kepadamu."
-Hati yang berpenyakit, adalah hati yang dipenuhi penyimpangan/ maksiat, baik secara lisan maupun perbuatan.
-Hati yang terkunci dari kebenaran, adalah hati yang dimiliki oleh orang-orang kafir. Hati mereka telah membatu, karena mereka selalu menolak kebenaran.

Mengenal hakekat dari kehidupan ini Jin dan malaikat diciptakan untuk beribadah, sedangkan manusia sebagai khalifah (hamba Allah SWT) di muka bumi ini. Maka kita tidak boleh berubah menjadi orang yang sombong, yaitu berubah fungsi menjadi majikan atau tuhan. Kita harus menyadari bahwa hidup ini adalah perjalanan, sehingga kita tidak terbuai oleh kenikmatan di dunia ini. Melakukan perenungan rohaniah
Ada kisah menarik : Imam Hasan Al Basri bersama dengan seorang anak muda yang shaleh mendatangi seorang tabib, kemudian si anak muda meminta kepada si tabib tersebut, agar memberikan suatu cara untuk mengobati penyakit hati. Tabib ini adalah tabib yang shaleh dan beliau menyuruh anak muda tersebut melakukan 10 hal, yaitu :

-1. Ambil akar pohon kekafiran dengan kerendahan hati. Artinya Allah SWT menjamin semua rizki di muka bumi ini, jangan sampai apa yang telah Allah berikan menjadikan kita sombong.
-2. Taruh dalam keranjang tobat. Artinya agenda kebaikan banyak yang tidak terealisir, tapi dosa yang walaupun tidak direncanakan, malah sering terjadi.
-3. Tumbuklah dengan lesung keridhoan. Artinya jadikan semua aktifitas ini merujuk kepada Allah SWT.
-4. Haluskan dengan kepuasan hati. Artinya ridho atas apa yang telah Allah takdirkan kepadanya.
-5. Masukan dalam kendil ketaqwa’an. Artinya semuanya harus mengarah kepada ketaqwa’an.
-6. Campurkan dengan air malu. Artinya malu adalah bagian dari keimanan, kita harus malu kepada Allah bila memiliki niat maksiat.
-7. Didihkan dengan api kecintaan kepada Allah SWT. Artinya kita beramal karena cinta kepada Allah, sehingga kita selalu melakukan yang terbaik untuk yang kita cintai.
-8. Tuangkan dalam bejana syukur. Artinya selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT kepada kita.
-9. Dinginkan dengan air harapan. Artinya agar semua aktifitas kita diterima oleh Allah SWT, maka kita harus selalu penuh dengan harapan dan keyakinan.
-10. Minumlah dengan sendok hamdallah. Artinya jadika semua aktifitas kita berujung kepada keridhoan Allah SWT dan memohon rizki dari Allah SWT.

IMAN

$
0
0
IMAN itu sama dengan TAUHID. jika kita menyatakan bahwa Tuhan ALLAH itu Esa dan satu-satunya Tuhan, maka tanamkan TAUHID ke dalam hati agar tidak berpaling ke sana ke mari.
IMAN adalah ketetapan hati secara istiqamah terhadap ALLAH saja.
Abu husain an-nuri menyatakan bahwa TAUHID adalah setiap lintasan batin yang menunjuk pada ALLAH tanpa disertai lintasan-lintasan penyerupaan.
sementara itu, Abu ali ar-rudzabari ketika ditanya tentang TAUHID, maka dijawabnya: "TAUHID adalah ketetapan hati secara kontinu dan stabil akan keesaan-Nya dengan penetapan pemisahan pengingkaran Tuhan dan penyerupaan (penyekutuan Tuhan).
TAUHID mengkristal dalam satu kalimat, yaitu setiap apa yang bisa digambarkan khayal dan akal adalah bukan Tuhan ALLAH. artinya ALLAH tidak bisa digambarkan dan dikhayalkan menurut akal manusia. manusia tidak akan menjangkau tentang wujud-Nya. :
"TAK ADA KESERUPAAN SEDIKITPUN BAGI-NYA.
DIA MAHA MENDENGAR DAN MELIHAT."

(QS. asy-syuura : 11)

AL'RUH AL-IDHAFI

$
0
0
Bermula ada pun RUH IDHOFI itu maka daripada-nya asalnya JAWAHIR.
Ada pun RUH IDHOFI itu ialah Nuktah. Yang mengadakan Nuktah itu Zat ALLAH Yang Maha Suci. Maka Nuktah itu adalah TITIK. Maka TITIK itu didalam BA, maka bernamalah ia "BISMILLAH".
Maka dari huruf "BISMILLAH" itulah asal-nya kejadian alam semesta dan segala isi-isinya.
Apabila 'BA' itu terbalik ianya dinamakan 'NUN'.
Maka ROH IDHOFI itulah izin ALLAH di dalam diri kita.
Maka RUH IDHOFI itulah dinamakan Ujud Idhafi.
Maka RUH IDHOFI itulah dinamakan Nyawa Muhammad, Nyawa Adam, Nyawa orang-orang Mukmin dan Nyawa kepada Ruhani.
Maka kenyataan RUH IDHOFI itu lah RUHUL QUDDUS.
Maka kenyataan RUHUL QUDDUS itu ialah RUHANI.
Kenyataan RUHANI itu ialah NAFAS kita.
Maka ada pun RUH IDHOFI itu didalam diri.
Maka Hakikat itu diri, dan diri itu didalam Idhafi

(Syeikh Naem As-Saufi dalam kitab Mengenal Ruh)

HAKIKAT TAUHID

$
0
0
Tauhid adalah untuk mensyahkan rukun Syahadat, yang berjumlah empat perkara:
1.TAUHIDUL DZAT= Yaitu mengesakan pada DZAT, Yaitu yang ada pada nama RAHASIA.
(mengesakan dzat pada Rahasia)
2.TAUHIDUL SIFAT= Yaitu mengesakan SIFAT, Yaitu pada nama RAHASIA.
(mengesakan sifat pada Rahasia)
3.TAUHIDUL ASMA= Yaitu mengesakan ASMA, Yaitu pada nama RAHASIA.
(mengesakan Asma pada Rahasia)
4.TAUHIDUL AF'AL= Yaitu mengesakan AF'AL, Yaitu pada nama RAHASIA.
(mengesakan af'al pada Rahasia)

---
Walhasil daripada MAKRIFAT adalah RASA (merasakan), Yaitu dapat merasakan Rasa ROH, Yaitu seperti apa rasanya.
Dapat pula merasakan rasa Rabbani (ketuhanan), Yaitu seperti apa rasanya.
Walaupun seribu tahun mendefinasikan Allah, jikalau belum merasakan, makna-nya belum berhasil menemui Allah, seperti mengkhayalkan perkawinan, tetapi belum pernah kawin, pasti tidak tahu bagaimana rasa-nya kawin.
Teka-teki ini kalau kita temukan, maka kita diantara percaya dan tidak percaya, antara yakin dan tidak yakin.
Jadi kebenaran berada diantara yakin dan tidak yakin, antara ia dan tidak ia, tetapi kalau sudah yakin apabila disebut nama asli-nya (nama yang ke-100) Maka bergetarlah hati-nya.
Nama Rahasia Allah nampak aksara arab-nya (ALIF, LAM, LAM, HA)
(pada wajah kita cobalah berdiri di hadapan cermin) bercermin..
Mudah-mudahan faham,
----
Kesimpulan AKUAN pada nama RAHASIA, kepada Allah kena, kepada hamba pun kena, sekali sebut saja sudah terhimpun (pada kedua-duanya) .
Segala sesuatu akuan didudukkan pada nama RAHASIA Allah, (nama yang ke-100), nama Asli-nya disebut "ISMU AL'ADZIM", Yaitu sebelum mengetahui Nama Dzat Asli-nya (nama yang ke-100):
Sedangkan ALLAH, adalah nama Jabatan untuk puji-pujian dan TUHAN ialah nama Pangkat-Nya juga untuk puji-pujian.
Nama pangkat dan nama jabatan boleh dinyaringkan.
tetapi apabila menduduki nama RAHASIA tidak boleh dinyaringkan
( karena ia adalah Rahasia).
Seorang salik harus mencari Guru yang murabi mursid untuk mencari dan menyampaikan Nama Rahasia tersebut.
harus dibaiat karena sifat-nya sangat Rahasia.
sekalipun tidak diberitahu kepada anak dan keluarga kita sendiri..

HAL RAHASIA DIRI

$
0
0
Ilmu Dzohir dan Ilmu Batin di bagi kepada golongan umum dan golongan khusus menurut kadar-nya. Dari ini terbagi ia kepada 4 bab yaitu :
1). DZOHIR SYARIAT-tentang perintah dan larangan serta hukum
2). BATIN SYARIAT-yang disebut Ilmu Batin dan Tariqat.
3). ILMU BATIN-yang disebut ILMU MA'RIFAT.
4). ILMU HAKIKAT.

---
Manusia diharuskan menguasai ke empat bab tadi, seperti mana sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud:
"Syariat bagaikan pohon,
Tariqat bagaikan cabang;
Ma'rifat bagaikan daun dan Hakikat bagaikan buah".

---
^Nafsu menggoda di daerah SYARIAT dengan membuat perlawanan-perlawanan. Sedangkan di daerah Tariqat, Nafsu menggoda dengan mendorong dan menyetujui-nya tetapi di dalam-nya terkandung tipuan seperti pengakuan menjadi nabi, wali dan sebagai-nya.
___
^Sedangkan di daerah MA'RIFAT nafsu menggoda dengan syirik Khafi (penyekutuan yang samar) yang bangsa cahaya seperti pengakuan menjadi tuhan.
Allah berfirman:
"Engkau mengetahui orang-orang yang menjadi Tuhan sebagai hawa nafsunya"
(Al-Furqan:43)
___
^Di daerah HAKIKAT pula Syaitan, Nafsu dan Malaikat tidak dapat memasuki-nya sebab bila berada di situ ia akan hangus, kecuali ALLAH.
Jibril a.s. berkata :
"Kalau aku memasukkan ujung jariku ke alam ini maka hanguskah aku."
Manusia yang telah mencapai alam ini bererti dia selamat dari dua seteru; dan jadilah dia manusia yang ikhlas".
Sesuatu yang tidak mencapai hakikat, maka dia tidak akan mencapai ikhlas karena sifat-sifat "Basyariyyah Ghairiyyah"(sifat manusia selain Tuhan) tidak akan hancur, kecuali dengan 'TAJALLI ZAT'.
___
Sifat bodoh hanya akan hilang dengan MA'RIFAT ZAT. Allah akan memberi ilmu orang yang sampai ke derajat ini tanpa perantaraan. Manusia akan mengenal ALLAH karena diperkenalkan oleh ALLAH dan beribadat kepada ALLAH dengan pendidikan ALLAH, seperti Nabi Khidir a.s. Di alam ini dia akan menyaksikan Ruh-Ruh Qudsiyah dan mengetahui Nabi-nya (Muhammad SAW) secara hakiki. Maka akan berbicaralah dari akhir-nya hingga permulaan-nya.
Seluruh Nabi menyampaikan kabar gembira atas keberhasilan si hamba karena sampai kepada ALLAH yang kekal.
Firman ALLAH:
"Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya".
(An-Nisa:69)
___
Amaliyah bagi RUH JASMANI adalah menggunakan ILMU DZOHIR. Pahala-nya hanya syurga. Maka di sana akan jelaslah kebaikan dari sifat (orang yang beribadah akan masuk syurga; sebalik-nya orang yang tidak beribadah akan masuk neraka).
Sedangkan untuk masuk ke "HARAMIL QUDSIYAH" dan dekat dengan ALLAH tidak cukup bila hanya menggunakan ILMU DZOHIR saja. Untuk ke sana harus dengan Ilmu Terbang; dan terbang itu harus menggunakan dua sayap. Bila satu, maka perjalanan akan pincang. Maka dengan kesepaduan ILMU DZOHIR dan BATIN
barulah sampai seorang hamba ke ALAM QUDSI.
Allah berfirman di dalam Hadis Qudsi:
"Hai hambaku, bila engkau ingin masuk ke Haramilku (Haramil Qudsiyah), maka engkau jangan tergoda oleh Mulki, Malakut, Jabarut karena alam Mulki adalah syaitan bagi orang Alim, Alam Malakut adalah syaitan bagi orang Arif dan Alam Jabarut adalah syaitan bagi orang yang akan masuk ke Alam Qudsiyah".
Wajib bagi semua manusia mengetahui ukuran diri-nya dan jangan mengaku sesuatu yang bukan hak-nya.
---
Imam Ali berkata:
"Allah menyayangi orang-orang yang mengetahui kadar diri-nya dan tidak melewati batas perjalanan-nya; menjaga lisan-nya dan tidak mensia-siakan umur-nya". Seorang Alim harus mampu mencapai makna hakikat manusia yang disebut Tiflul Ma'ani (Bayi Ma'nawi). Setelah itu harus mendidik-nya dengan tetap melakukan Asma Tauhid dan keluar dari alam Jasmani ke alam Ruhani, yaitu alam As-Sirri yang di sana tidak sesuatu pun selain Allah. Sir itu seperti lapangan dari cahaya, tidak ada ujung-nya.
Inilah Maqam Al-Muwahidin.

_
Berusahalah untuk mencapai ke tahap itu melalui ajaran guru atau orang yang ahli-nya. Ada di antara-nya sengaja tidak diuraikan dengan lebih lanjut karena sebagiannya adalah rahasia yang perlu dibicarakan secara khusus.

HAKIKAT SYAHADAT

$
0
0
Adapun kalimah sahadat itu adalah:
"ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH, WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH"dan sesungguh-nya"ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH",adalah dinamakan sahadat tauhid dan"WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH"adalah pula sahadat rasul.
Sebab kalimah "LAILAHAILLALLAH"dinamakan sahadat tauhid adalah didalam kalimah tersebut kita bersaksi dengan penuh rasa bahwa tiada yang lain hanya Allah semata-mata tiada bersekutu bagi-nya dalam segala hal dan tiada sesuatupun yang bercampur aduk denga-nya kecuali DIA sendiri, oleh itu kita bersaksi dengan diri kita sendiri tiada yang nyata pada kita hanya Allah semata-mata, kita nafi tubuh kita dan kita isbatkan-nya kepada Allah semata-mata (diri batin kita)
--
*Adapun kalimah "WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH"itu dinamakan sahadat rasul, sebab pda kalimah ini kita melafazkan bersaksi bahwa yang menyampaikan dan menanggung diri rahasia Allah adalah Muhammad iaitu diri zahir kita, dan dengan melafazkan kalimah tersebut maka berikrar dan bersaksilah kita dengan diri kita sendiri bahwa diri zahir kita tetap akan menanggung rahasia Allah dan akan menjaga-nya buat selama-lamanya.
--
*Adapun hakikat ketuhanan itu adalah diri batin kita (ruhani), dan hakikat kerasulan itu adalah diri zahir kita (jasmani) Diri batin adalah sebenar-benar diri yang menyatakan rahasia tuhan dan untuk menyatakan diri rahasia Allah tersebut adalah diri zahir kita.
jadi diri zahir kitalah yang menyatakan rahasia ketuhanan Allah Ta'ala, oleh yang demikian diri zahir kita digelar HAKIKAT RASUL.
Apabila kita melafazkan:
"LAA ILAHA ILLAALLAH"TIADA NYATA HANYA ALLAH
MAKNANYA: tiada nyata hanya Allah.
dari sini jelaslah kalimah "LAA ILAHA ILLAALLAH"itu sudah terang diri batin kita,bila saja kita melafazkan kalimah tersebut dengan jelas kita memperakui dengan sesungguh-nya bahwasan-nya tiada nyata hanya Dialah Allah yang dikandung oleh tubuh zahir kita.
--
*Adapun kalimah:
"MUHAMMADRASULALLAH"pula menyatakan diri kasar kita kerana hakikat bentuk manusia itu berhakikat dengan huruf MUHAM MAD , justeru itu menakala kita melafazkan kalimah: "ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH, WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH"Maka kalimah yang telah dilafazkan itu adalah meliputi pada menyatakan diri batin dan diri zahir kita (ruhani dan jasmani) yaitu kita menyaksikan bahwa yang dikandung oleh diri kasar ini adalah diri rahasia Allah Taala dan diri kasar inilah merupakan sarung,
seperti firman Allah yang bermakna :
"MANUSIA ITU ADALAH RAHSIAKU DAN AKULAH RAHSIANYA"
Allah Taala telah mengurniakan manusia untuk memegang dan bertangung jawab terhadap rahasia yang ditanggung oleh manusia itulah Allah Ta'ala memberi satu penghormatan besar terhadap kejadian manusia.
seperti firman-Nya:
"sesungguhnya Aku kurniakan akan manusia itu satu kejadian yang sebaik-baiknya".
Kejadian manusia adalah satu-satu kejadian yang paling rapi, elok tersusun pada zahir dan batin, duduk-nya kemuliaan manusia adalah karena manusia sajalah kejadian Allah yang sanggup memegang rahasia-nya, sedangkan sebelum-nya Allah sendiri pernah menawarkan rahasia ini kepada langit,bulan,bukit untuk menanggung-nya tetapi semua-nya makhluk kejadian tersebut tidak mempunyai kesanggupan untuk menanggung-nya.
seperti firman Allah yang bermaksud:
" sesungguhnya rahasia aku ini pernah aku taruhkan kepada langit,bumi, gunung-gunung tetapi mereka enggan menerimanya karena takut mengabaikannya, tetapi yang sanggup menerima adalah manusia".
Dari itu apabila kita mengucap akan kalimah: "ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH, WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH"
maka berarti kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya Allah semata-mata dan tubuh zahir kita ini adalah tukang penyata rahasia Allah semata-mata.
--
*Adapun solat itu adalah berdiri menyaksikan diri kita sendiri, kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah Taala dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata-mata, tiada satu jua pun yang kita punya kecuali hak Allah semata-mata, jika diibaratkan kita ini hanya sebagai sebuah kotak radio yang hidup dengan mengharapkan siaran dari stastion besar, dan perlu di ingat bahwa berfungsinya radio tersebut karena dapat menerima gelombang siaran dari station besar, yang demikian jika habislah siaran atau rusaknya penerimaan siaran maka sudah tentu kotak radio tersebut akan dibuang menjadi sampah, maka begitulah kita. Kita akan berguna di sisi Allah jika kita dapat menanggung amanah rahasia itu serta dapat berfungsi dan bertindak mengenal diri kita sendiri, karena apabila kita berjaya dapat mengenal diri kita, maka dengan itulah pula kita dapat mengenal diri Allah itu sendiri..

ALAM RUH

$
0
0
Ruh ialah Pembatasan (HAD) seperti badan adalah pembatasan Ruh.
keterkaitan-nya saperti air dan buih. Pada peringkat pertama ia bergelar RUH-AL'QUDDUS Yaitu HAKIKAT- MUHAMMADI.
Ruh bukan didalam atau diluar badan dan tidak juga lekat pada badan.
Ruh bukan tidak diluar badan dan bukan tidak didalam badan, bukan terlekat dan bukan pula tidak terlekat pada badan.
Ruh pada aspek luar-nya adalah mendengar pada satu tempat, bercakap pada satu tempat yang lain dan ditempat yang lain pula melihat. Semua ini adalah satu yang mempunyai nama nama yang berlainan.
Ruh dalam tajalli-nya berbentuk Badan.
Badan itu ialah sarung-nya.
Badan itu sendiri adalah satu ruh saperti es dan air.
Ruh tidak masuk dalam badan tetapi menzahirkan diri-nya dalam badan itu.
Ruh ibarat penunggang dan badan ibarat kuda.
Ruh ialah Allah. Tidak ada yang bergerak melainkan Allah.
Apabila Allah hendak memandang diri-Nya, Dia perlukan cermin yang cerah pada satu muka dan gelap pada muka yang lain.
Badan manusia mempunyai HATI ibarat cermin. Dia menzahirkan Diri-Nya pada muka cermin yang cerah itu. Semakin bersih Hati maka semakin teranglah Bayangan Allah pada-nya.
Bayangan bukan HULUL atau Penjelmaan .
Bayangan adalah nama saja, yang sebenar-nya tidak wujud. Hanya muka yang memandang yang terlihat Banyak-nya muka karena banyak-nya cermin yang berbagai ukuran dan warna.
Dia membuat cermin bagi Diri-Nya dan memanggil cermin itu Qalbu (Hati atau Jiwa) dan muka cermin yang gelap dengan nama Qalib (Badan/Jasad/Jasmani).
Yang memandang Keindahan-Nya tidak puas memandang dan cermin itu tidak mengambil bagian dalam memandang itu.
--
Allah tidak boleh melihat diriNya terbayang pada malaikat yang mempunyai badan yang terang atau pada binatang yang badannya gelap.
Firman Allah :
"Dan pada diri kamu dan kamu tidak melihat Sesungguh-nya telah datang kepada kamu seorang rasul dari antara kamu"
Aku tidak boleh dikandung oleh bumi dan langit tetapi boleh dikandung oleh Hati Orang Mukmin
Ruh adalah penunggu pintu Kerajaan Ketuhanan. Ia membawa diri-nya dan yang lain sampai kepada Allah. Semua Ruh adalah SATU dalam keRUH'an. Banyak-nya timbul oleh karena keterkaitan-nya dengan badan. Kualitas yang baik berlindung pada Ruh, kualitas yang jahat dengan badan.
KeRUHan adalah Satu Dengan Zat sebelum manifestasi.
Sebenar-nya ombak adalah laut dan laut adalah ombak. Perbedaan-nya adalah SANGKAAN saja.
--
Hadith Rasul :
"Siapa yang melihatku nampaklah Allah"
Dia sekarang saperti Dia dahulu juga Allah ada dan tiada sekutu dengan Dia.
Bagaimana ada sekutu dengan Dia sedangkan dahulu, sekrang dan akan datang adalah satu saja padanya. Ruh "yang tidak dijadikan" ialah Hakikat Muhammad (WAHDAH) Dibawah daripada itu ialah Hakikat-Insani (WAHIDIYYAT) yaitu Ruh "yang dijadikan" bergelar SIRR.
Semua ruh adalah bayangan dari Ruh itu ( Hakikat Muhammad ) .
Itulah "Ruh Yang Dihembuskan atau Ditiupkan"
Firman Allah : "Aku hembuskan pada-nya (ADAM) Ruh-ku Aku jadikan dia dengan kedua Tangan-Ku (Sifat Jalal dan Jamal)"
Kemana saja kamu menghadap disitu nampak Wajah Allah
Semua objek adalah BAYANGAN WUJUD-NYA dan pergerakan objek adalah diperlui oleh "Tajalliyat Asma' dan Sifat".
Apabila Tajalliyat bergerak objek (bayangan-Nya) pun bergerak.
Tidak ada yang bergerak melainkan dengan Izin Allah.
Tidak Ada Wujud Selain Allah.
Dia Allah terzahir dalam bentuk Aku-Salik.
Oleh itu memahami Aku sendiri adalah memahami Allah.
Dia-lah Yang mengetahui dan Yang Diketahui.
Aku Kenal Allah Dengan Allah. Dan Dia dalam Nafs kamu, dan kamu tidak nampak Dia.

PANCARAN NUR ILAAHI

$
0
0
''Ilahi Anta maqsudi waridhoka mathlubi, a'tini mahabbataka wa ma'rifataka''
--
Nur adalah kendaraan dan juga tentara hati.
Sebagaimana Kegelapan adalah tentara Nafsu.
Tanpa Nur yang berasal dari Allah yaitu melalui Wasilah seorang Mursyid tidak mungkin WUSHUL ILLALLAH.
Karena Nur adalah kendaraan bagi hati untuk sampai kehadirat-nya.
Hati umpama badan dan Ruh adalah Nyawa. Ruh pula yang terkait dengan Allah SWT, keterkaitan itu dinamakan AS-SIRR ( Rahasia ).
Ruh menjadi nyawa ke pada Hati dan Sirr menjadi nyawa ke pada Ruh atau dapat pula dikatakan bahwa hakikat hati adalah Ruh dan Hakikat Roh adalah Sirr.
Karena Sirr adalah Hakikat ke padb sekalian yang Maujud.
Nur Ilahi (yang diperoleh lewat wasilah mursyid) menerangi hati, Roh dan Sirr.
Sehingga dengan Nur Ilahi inilah terbuka tabir hakikat- hakikat ilmu dan amal.
Orang yang mengambil hakikat dari buku-buku atau ucapan orang lain, bukanlah hakikat yang sebenar-nya tetapi hanyalah sangkaan dan khayalan belaka.
Jika ingin mencapai hakikat yang sejati? perlulah mengambil seorang Mursyid sebagai Murabbi (pembimbing) Ruhanimu dan mengambil talqin dzikir sebagai pembersih hati.
Jika sudah menemukan seorang mursyid, serahkan semua hidupmu pada beliau dan berhidmatlah sepenuh jiwa raga serta mengamalkan dzikir dengan istiqomah sesuai dengan petunjuk-nya. Kemudian bersabarlah niscaya engkau akan dibukakan rahasia-rahasia ilmu dan amal itu. insya Allah, melalui beberapa peningkatan dalam proses mengenal Tuhan.
--
*Pada tahap awal terbukalah mata hati dan Nur Qalbu memancar menerangi akal-nya.
Seorang mukmin yang akal-nya diterangi Nur Qalbu ia akan merasa dekat dengan Tuhan-nya.
Karena ia melihat dengan ilmu-nya dan mendapat keyakinan yang dinamakan ILMU YAKIN.
sehingga Ilmu berhenti disitu.
--
*Pada tahap kedua mata hati sudah dapat menyaksikan sifat-sifat Allah, Ia tidak lagi melihat dengan mata ilmu tetapi memandang dengan mata hati. Memandang atau melihat dengan mata hati itulah yang dinamakan KASYAF.
Kasyaf melahirkan pengenalan (makrifat ).
Sesorang yang mendapat keyakinan melalui kasyaf itulah yang dinamakan AINUL YAKIN.
Pada tahap ainul yaqin makrifat-nya ghaib dari diri-nya sendiri.
Maksud ghaib disini adalah hilang perhatian
--
*dan Tahap ketiga adalah penyaksian yang paling tinggi ialah penyaksian yang hakiki oleh mata hati atau penyaksian yang haq atau yang sering disebut HAQQUL YAKIN.
Pada tahap ini mata hati sudah tidak lagi melihat kepada ketiadaan diri-nya atau kewujudan diri-nya,
tetapi Allah dilihat dalam segala sesuatu, segala kejadian, dalam diam dan dalam tutur kata-nya adalah firman Allah atau yang disebut AL'QURANUL ADHIM.
Penyaksian hakiki mata hati melihat-Nya tanpa dinding penutup antara kita dengan-Nya.
Tiada lagi antara Ruang dan waktu antara kita dengan-Nya Itulah penyaksian seorang mursyid.

PUNCAK TERTINGGI

$
0
0
Puncak tertinggi adalah mengenal Allah.
Allah itu Ada, untuk mencari yang Ada, seseorang salik itu perlu mati. "mati sebelum mati" dengan itu tidaklah ia asyik dengan angan-angan kosong dan khayalan saja.
Salik dan dunia ini hanya wujud dalam fikiran. bagaimana pun ia tiada hakikat-nya.
kedua-duanya semata-mata KOSONG. Sesuatu yang kosong tidak dapat menyampaikan kepada yang Ada.
Oleh karena itu.
mencari yang Ada. daripada sesuatu yang tidak ada. adalah sesuatu yang sia-sia.
karena yang tidak ada. tidak berupaya menzahirkan yang Ada.
Sebalik-nya Yang Ada lah yang mewujudkan sgala sesuatu "yang tidak ada".
KOSONG kepada yang ADA.
Dzat yang ghaib lagi ghaib itu. selama-lamanya tidak akan ada kenyataan-nya.
tetapi ada penzairan sifat-sifatnya. terutama-nya kepada salik yang mukmin. salik yang mengenal-nya.
Si salik hanya menjadi pernyataan tajali Dzat yang ghaibul ghaib.
Daripada AHDAH.. timbul pula…WAHDAH.. Yaitu kenyataan kesempurnaan Sifat-Nya.
inilah pintu untuk mengenal yang ADA…. yang tiada …KOSONG…
tidak mungkin boleh bertukar menjadi Yang ADA…
DIA lah yang ADA,
DIA lah Yang Zahir…Yang Batin…Yang Awal.. dan Yang Akhir…
Oleh yang demikian wujud-Nya lebih terang dan nyata daripada wujud-wujud yang lain ..
DIA lah Yang Melihat dan Yang Di Lihat.. Wujud kamu…. hanya tidak ada…. KOSONG….semata-mata.

KESIMPULAN HATI

$
0
0
-Pertama Hati Yang Beriman Lawannya Kafir
-Kedua Sum'ah Lawan-nya Bid'ah
-Ketiga Hati Yang Taat Lawan-nya Maksiat
-
Dan HATI inilah tempat NIAT yang menentukan SAH SHOLAT atau lain lain pekerjaan.
KEDUDUKAN NIAT Bahwa NIAT itu tempat-nya di HATI, tidak berhuruf dan bersuara sebagai letak-nya harus melaksanakan :
^QASAD menunjukkan ZAT akan SIFAT-NYA kepada yang disifatkan
^TAKRID menentukan ZAT akan SIFAT-NYA dan kepada yang disifatkan.
^TA'AYUN sebenar-benarnya AKU menyatakan DIRI AKU dalam TAUHID
Takbiratul Ihram Aku kepada Sifat yang disifatkan.
Maka karamlah DIRI dalam lautan tidak bertepi itu niscaya SHOLAT bukan lagi ENGKAU / AKU tetapi AKU ZAT yang melahirkan Kerja Aku dalam rupaku yakni SifatKu yang nyata dalam kelakuan hambaKu.
Engkau tiada Upaya dan Kekuatan untuk melakukan Sholat itu malahan engkau lakukan atas Kurniaan dan Rahmat Aku semata-mata.
-
Kenapa engkau merasa ada kewujudan dalam hidup ini sedangkan WUJUD itu adalah Aku semata-mata ? Yang mengerjakan kelakuanmu itu Aku atas Kudrat dan IradatKu. Yang menentukan waktu pun Aku, Aku punya Ilmu. Tanpa itu engkau tiada hambaku. Aku sengaja menyatakan Diriku padamu dan Aku memuji Diriku diatas lidahmu.
wahai hambaku:
Jangan sekali-kali ada rasa didalam hatimu bahwa engkau mempunyai kemampuan untuk memujiKu .
Ketahuilah bahwa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima PemberianKu.

Ad Dzohir

$
0
0
Dzat Tuhan merupakan Wujud Mutlak, Yang tidak terjangkau oleh akal fikiran, perasaan, khayalan dan panca indera.
Dzat adalah sebagai aspek Batin segala Yang Maujud, Yang kelihatan di alam raya ini, karena Tuhan adalah Yang Maha Meliputi segala sesuatu.
Bagaimana pun Dzat ini juga yang Dzahir, Yang Nyata, Yang Kelihatan, tetapi IA tidak dapat hendak dikatakan atau disifatkan…
mengapa ? karena ia tidak terjangkau oleh akal fikiran.
Apabila segala sesuatu yang kelihatan ini menjadi Fana, maka Yang Batin telah menjadi Yang Dzahir, Yang Dzahir atau Yang Hidup itu meliputi sgala sesuatu. DIA lebih nyata daripada sekelian alam Yang kelihatan ini, dan DIA lah menggerakan dan mengatur segala sesuatu. Maka sembahlah Yang Dzahir bukan alam atau makhluk…

MANUSIA PADA PANDANGAN HAKIKAT

$
0
0
Pada pandangan Hakikat manusia itu adalah :
1). Makhluk paling sempurna diciptakan ALLAH.
2). Manusia itu menanggung Amanah ALLAH.
3). Manusia itu adalah RAHASIA ALLAH.
4). Manusia itu adalah umat / keturunan Muhammad.
5). Manusia itu adalah keterpaduan DUA MUHAMMAD menjadi satu.
6). Manusia itu adalah pentajallian akhir Allah yang paling sempurna.

'
PECAHAN MANUSIA
Manusia itu terdiri dari dua perkara. Ianya terdiri dari BENDA dan Bukan BENDA (Immaterial) Yang dikatakan BENDA ialah TUBUH atau JASAD atau ZAHIR-NYA.
Yang dikatakan bukan BENDA ialah BATIN-NYA yaitu NYAWA atau RUH-NYA.
Ilmu Hakikat mengatakan bahwa manusia itu terdiri dari DUA MUHAMMAD.
Kenapa pula dipanggil MUHAMMAD ?
Ada dua sebab.
-Pertama manusia itu dicipta oleh Allah mengikut ejaan Nama MUHAMMAD itu sendiri.
MIM pertama ialah kepala-nya,
HA pula tangan-nya,
MIM kedua pula pusat-nya
dan DAL merupakan kaki-nya.
(Dengan satu MUHAMMAD manusia itu belum boleh berdiri karena tangannya hanya ada satu )
Maka ia memerlukan satu lagi MUHAMMAD yang melengkapkan-nya menjadi Insan Yang Sempurna.
-Kedua ialah karena Ruh Manusia itu yaitu Muhammad Awal berasal dari RUH AGUNG yaitu Sifat Allah Yang Agung NUR MUHAMMAD yaitu Nabi kita Muhammad.

'
(Rujuk Hadist)
MUHAMMAD DZOHIR/ MUHAMMAD AKHIR
-Yang pertama ialah Muhammad Dzohir atau Muhammad Akhir yaitu Batang Tubuh atau Jasad-nya yang zahir yang dapat dilihat dengan mata kepala.
Tubuh atau Jasad ini disebut sbagai MANUSIA SEMENTARA YANG DZOHIR.
Ianya juga dirujuk sebagai ADAM.
Jasad atau tubuh manusia ini terdiri dari pelbagai anggota.
Anggota atau organ-organ ini juga bisa dibagi dua yaitu anggota luar badan dan anggota dalam badannya.
Anggota-anggota itu pula terdiri dari jutaan sel-sel atau molekul yang halus-halus dan seni.
MUHAMMAD BATIN / MUHAMMAD AWAL
-Yang kedua ialah Muhammad Batin atau Muhammad Awal yaitu Nyawa-nya.
Yang dikatakan Nyawa atau Batin itu juga terdiri dari dua perkara,
Pertama disebut sebagai RUH
dan yang kedua ialah yang disebut sebagai DIRI RAHSIA atau DIRI SEBENAR atau DIRI HAKIKI manusia itu.

'
RUHANI/RUH
Yang dikatakan RUH itu terdiri dari Lapisan-Lapisan Balutan Cahaya-Cahaya yang terdiri dari Balutan-balutan..
Ruhani Yang Batin itu tidak dapat dilihat tetapi terasa oleh kita akan Wujud-nya karena nyata pada kita akan kesan-kesan kewujudan-nya.
Hal begini dikatakan GHAIB. Ada pelbagai nama yang digunakan didalam Ilmu Hakikat untuk merujuk apa yang dikatakan RUH itu.
Ada yang memanggil-nya Muhammad Mustafa Rasullullah, Ruhani, Al-Latifah Rabbaniah dan lain-lain lagi.
Tugas utama Ruhani ialah menghidupkan Jasad melalui Jantung.
Ruhanilah yang menyebabkan Jantung manusia itu berfungsi.
Ruhani jugalah yang menyampaikan HAK ALLAH kepada Jasad yaitu Sifat-Sifat Maani-NYA yang tujuh itu.
Jadi Ruhani juga dirujuk sbagai RASUL.
Maka sesuailah gelaran-nya sebagai Muhammad Mustafa Rasullullah.
'
DIRI HAKIKI
Begitu juga hal-nya berkaitan DIRI HAKIKI manusia itu.
Banyak nama-nya.
Ada yang merujuknya sebagai Diri Rahsia, Diri Yang Sebenarnya Diri, Diri Tajalli, Tiflul Maani dan lain-lain.
Allah pula merujuk-nya didalam Al-Quran sebagai Ruhku yaitu Ruh Al-Qudsi Allah.
Allah SWT juga merujuk-nya sebagai AKULAH RAHSIA-NYA didalam Hadith Qudsi yang telah dinyatakan sebelum ini.
Yang pasti ianya adalah RUH ALLAH yang memilikki Sifat-Sifat Allah Yang Agung.
Dialah yang merupakan SUMBER MAHA HIDUP yang menghidupkan NYAWA atau Ruhani manusia itu yang seterus-nya menghidupkan sel-sel anggota-anggota Jasad hingga ianya boleh berfungsi seperti yang dikehendakki oleh Pencipta-nya.
'
BALUTAN-BALUTAN CAHAYA
Kekuatan Rahsia Allah ini hanya Allah saja yang mengetahui sepenuh-nya.
Oleh karena itu RUH-KU ini telah dibalut oleh Allah dengan pelbagai balutan agar ianya tidak membakar Jasad dan agar kekuatan dan Keagungan-nya dibataskan sesuai dengan cara kehidupan manusia itu sendiri.
Dari segi ilmu-nya balutan-balutan ini dikatakan sebagai "BALUTAN CAHAYA" mengikut kedudukan alam-nya.
Butiran-nya adalah sebagai berikut:
1). Lapisan Balutan pertama dirujuk sebagai= "BALUTAN CAHAYA LAHUT" dan ia dikenali sebagai "RUH AL- QUDSI"
2). Lapisan Kedua ialah= "BALUTAN CAHAYA JABARUT" dan ia dikenali sebagai "RUH SULTANI"
3). Lapisan Balutan Ketiga ialah= "BALUTAN CAHAYA MALAKUT" dan ia dikenali sebagai "RUH RUHANI"
4). Manakala Lapisan Keempat dan terakhir ialah= "BALUTAN CAHAYA MULKI" dan ia dikenali sebagai "RUH JASMANI".

Seperti anggota anggota Jasad juga BALUTAN-BALUTAN CAHAYA ini merupakan Zat Serba Zat yang seni-seni yang hanya diketahui Allah.
Ia merupakan Sumber hidup manusia itu sendiri.
'
TEMPAT RUH DIDALAM BADAN
Menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani tempat-tempat Ruh-Ruh diatas didalam Jasad manusia adalah seperti berikut :
A). Ruh Jasmani Letaknya antara kulit dan daging
B). Ruh Ruhani Didalam jantung manusia itu
C). Ruh Sultani Di Baitillah Mukmin yaitu satu bagian khusus di-jantung manusia itu
D). Ruh Al-Qudsi Didalam RASA RUH-RUH yang merupakan Balutan-Balutannya itulah yang dirujuk sebagai "DIRI BATIN MANUSIA" itu dan "RUH AL-QUDSI" itu pula dirujuk sebagai "DIRI SEBENAR" atau "DIRI HAKIKI MANUSIA" itu yang oleh Allah dirujuknya sebagai RAHASIA dan RAHASIA-NYA adalah ALLAH sendiri.

Maka inilah yang dirujuk oleh Allah didalam Al-Quran:
"Jika mereka bertanya tentang AKU Ya Muhammad maka katakanlah Aku dekat dan menyahut seruan orang yang memanggil Aku".
DIRI inilah yang diperintah oleh Allah untuk dikenali oleh manusia itu melalui Hadist :
"MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARAFA RABAHU"
Yang demikian jika manusia itu dapat mengenal DIRI ini maka kenal ia akan Tuhan-nya Allah SWT.
Maka sudahlah ianya menunaikan Perintah Allah.

MEMAHAMI HAKIKAT NUR MUHAMMAD

$
0
0
Nur Muhammad adalah yang pertama diciptakan dan merupakan roh dari segala makhluk.
Sehingga tidak ada makhluk tanpa adanya Nur Muhammad karena dengan Nur Muhammad inilah Tuhan (ALLAH) melahirkan secara nyata sifat ketuhanan-Nya dalam diri setiap makhluk (bukan Zat).
*
~Hidup kita karena hidup-nya Muhammad dalam alam batang tubuh kita,
Hidup-nya Muhammad dalam batang tubuh kita karena Hayat-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak hidup Muhammad dalam alam batang tubuh kita, maka tidak nyata Hayat-Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang hidup melainkan Muhammad".
*
~Tahu kita karena tahunya Muhammad pada hati kita,
Tahunya Muhammad pada hati kita dengan Ilmu-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak tahu Muhammad pada hati kita, maka tidak nyata Ilmu-Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang tahu melainkan Muhammad".
*
~Kuasa kita karena kuasa Muhammad pada tulang kita,
Kuasa-nya Muhammad pada tulang kita dengan Qudrat-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak kuasa Muhammad pada tulang kita, maka tidak nyata Qudrat-Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang kuasa melainkan Muhammad".
*
~Berkehandak kita karena kehendak Muhammad pada nafsu kita,
Berkehendak-nya Muhammad pada nafsu kita dengan Iradat-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak berkehendak Muhammad pada nafsu kita, maka tidak nyata Iradat'Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang berkehendak melainkan Muhammad".
*
~Mendengar kita karena pendengaran Muhammad pada telinga kita,
Mendengar-nya Muhammad pada telinga kita dengan Samik-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak mendengar Muhammad pada telinga kita, maka tidaklah nyata Samik-Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang mendengar melainkan Muhammad".
*
~Melihat kita karena penglihatan Muhammad pada mata kita,
Melihat-nya Muhammad pada mata kita dengan Basir-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak melihat Muhammad pada mata kita, maka tidaklah nyata Basir-Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang melihat melainkan Muhammad".
*
~Berkata kita karena Berkatan-nya Muhammad pada lidah kita,
Berkata-nya Muhammad pada lidah kita dengan Kalam-Nya Allah Ta'ala.
Jika tidak berkata Muhammad pada lidah kita, maka tidaklah nyata Kalam-Nya Allah Ta'ala.
"Bukan kita yang berkata melainkan kata Muhammad".
^
-Awal Muhammad adalah NURANI, menjadi NYAWA atau ROH dalam alam batang tubuh kita.
-Akhir Muhammad itu adalah RUHANI, menjadi HATI dalam alam batang tubuh kita.
-Zahir Muhammad itu adalah INSANI, menjadi RUPA atau WAJAH dalam alam batang tubuh kita.
-Batin Muhammad itu adalah RABBANI, menjadi UJUD dalam alam batang tubuh kita
^
Sedangkan Anasir Nyawa atau Roh Muhammad itu dapat difahami dalam empat kedudukan yaitu :
1). UJUD
Ujud merupakan penzahiran dari Zat Allah jadi rahasia pada kita dan pada hakikat-nya merupakan keberadaan Muhammad
2). ILMU
Ilmu merupakan penzahiran dari sifat Allah menjadi Nyawa atau Roh pada kita dan pada hakikat-nya merupakan Nyawa atau Roh Muhammad
3). NUR
Nur merupakan penzahiran dari asma Allah menjadi hati pada kita dan pada hakikat-nya merupakan hati Muhammad
4). SYUHUD
Syuhud merupakan penzahiran dari Afa'al Allah menjadi tubuh pada kita dan pada hakikatnya merupakan tubuh Muhammad
^
=Pemahaman tentang Ujud adalah Zat Allah, merupakan realitas iman dan keimanan.
Artinya: "Ujud itu Ada dan yang diadakan".
Pemahamannya adalah bahwa yang ada itu Allah dan yang mengadakan itu Muhammad


=Pemahaman tentang Ilmu adalah Sifat Allah, merupakan realitas nyawa atau roh,
Artinya: "Ilmu itu mengetahui dan yang diketahui".
Pemahamannya adalah bahwa yang tahu itu Allah dan yang mengetahui itu Muhammad


=Pemahaman tentang Nur adalah Asma Allah, merupakan realitas hati,
Artinya: "Nur itu terang dan yang diterangi".
Pemahamannya adalah bahwa yang terang itu Allah dan yang menerangi itu Muhammad


=Pemahaman tentang Syuhud adalah Afa'al Allah, merupakan realitas tubuh insan,
Artinya: "Syuhud itu memandang dan yang dipandang".
Pemahamannya adalah bahwa yang dipandang itu Allah dan yang memandang itu Muhammad

HAKIKAT HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

$
0
0
Jikalau kita perhatikan hubungan hakikat manusia dan hakikat Allah, ia suatu hubungan yang sangat erat dan amat mesra, seolah-olah dua nama bagi menunjukkan satu WUJUD.
Hubungan yang amat erat itu, umpama hubungan yang terjalin antara RUH dan JASAD, sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Karena erat-nya hubungan itu, kewujudan Allah tidak akan diketahui tanpa WUJUD-NYA manusia, dan manusia tidak akan ada jikalau tidak WUJUD Allah.
Manusia adalah MAUJUD (yang menunjukkan) kepada yang WUJUD.
Dengan itu kewujudan manusia adalah bagi menunjukkan kewujudan Allah, dan Allah menjadikan manusia untuk menunjukkan keadaan-nya dan Kekuasaan-nya.
Persoalan-nya mengapa Allah yang menjadi Tuhan dan Nur Muhammad (ruh) menjadi hamba, ini karena ia telah termaktub di dalam perjanjian yang telah dibuat antara Allah dan Nur Muhammad, yang mewakili sekelian ruh.
Perjanjian itu yang dibuat di ALAM RUH, ia adalah bersifat kekal dan tidak boleh ditukar-tukar lagi.
Semasa di ALAM RUH, ruh telah berjanji dengan Allah, atau perjanjian antara NUR ALLAH dan NUR MUHAMMAD, atau perjanjian antara DZAT dengan SIFAT. Dalam perjanjian itu Nur Muhammad telah memperakui DZAT sebagai Tuhan dan Nur Muhammad sendiri sebagai hamba.
Perjanjian itu: "Bukankah Aku ini tuhanmu?…Ya,, kami menjadi saksi".
(QS Al A'raf:172)
Apabila Nur Muhammad memperakui DZAT adalah TUHAN-NYA, maka secara semula jadi RUH perlu mengingati (berzikir) kepada ALLAH.
Itulah sebabnya RUH diberi jasad supaya dapat menzahirkan diri Rahasia DZAT, diri yang sebenar-benar diri, Yaitu diri batin kepada manusia.
Penting-nya perjanjian itu adalah, tanpa perjanjian itu RUH tidak akan mempunyai JASAD dan DZAT Allah tidak akan WUJUD dalam ingatan (dzikir).
Oleh itu RUH perlu mengingat DZAT, yang ZAHIR memuji yang GHAIB (Batin).
Jikalau manusia tidak berzikir atau mengingati Allah, maka kewujudan Allah tidak akan nyata, Dzat akan hilang dalam keghaiban dengan begitu saja.
Allah berfirman:
"faudzkuruunii adzkurkum wausykuruu lii walaatakfuruuni"
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS Al Baqarah 2:152)
Ya..Tujuan Allah memberikan jasad kepada RUH adalah untuk mengingatkan manusia tentang DZAT-NYA, Yaitu Tuhan semesta alam.
Dan untuk mengingatkan bahwa setiap yang WUJUD di dunia ini adalah berasal daripada DZAT Allah.
Tanpa ada-nya Diri Rahasia Allah (maka Ku tiupkan Ruh-Ku) pada manusia adalah mustahil manusia WUJUD seperti yang ada sekarang ini.
Kesimpulan-nya kita beribadah dan berzikir (mengingati Allah) adalah untuk mengingatkan diri kita sendiri (manusia) bahwa ruh kita ini sebenarnya berasal dari Dzat Allah, dan dengan itu perlu mengingati Dzat Allah, Yaitu Diri yang sebenar-benar Diri.
Tetapi, walaupun telah mencapai maqom Keesaan, hamba tetap hamba, karena Tuhan tidak suka kepada yang menyombongkan diri.

MENGENAL RAHASIA SHOLAT

$
0
0
SHOLAT itu ada NYAWA-NYA,
ada NAFSU-NYA,
ada TULANG-NYA,
ada KEPALA-NYA,
ada TANGAN dan KAKI-NYA,
+
1)."TAKBIRATUL IHRAM itu NYAWA SHOLAT".
Karena di dalam Takbiratul Ihram tersimpan 4 Rahasia yaitu :
1). Tuba'dil
2). Munajat
3). Mi'raj
4). Ihram
+
2)."NIAT itu NAFSU SHOLAT".
Karena Niat adalah pernyataan dari pada kehendak untuk mewujudkan asal dari pada cita-cita Manusia.
+
3)."AL-FATIHAH itu KEPALA SHOLAT".
Karena membaca Al-Fatihah itu adalah antara Tuhan dengan hamba-nya, maka hendaklah ketika membaca Al-Fatihah seolah-olah jika tiada sesungguh-nya, bahwa kita sedang berkata-kata langsung dengan Tuhan.
+
4)."TUMA'NINAH itu TUBUH SHOLAT".
Karena tanpa Tuma'ninah di dalam Sholat itu tiada beradab maka hendaklah perangai tubuh di hadapan Tuhan yang Maha Mulia lagi Maha besar harus tertib.
+
5)."RUKU dan SUJUD itu TULANG".
Tatkala Ruku itu di umpamakan engkau menilik kebawah ARSYIL AZIM, bahwa engkau tunduk dibawah kebesaran Allah SWT, maka hendak-nya menilik kepada hakekat diri engkau yang suci,
Tunduk dan patuhlah sambil menyatakan puji, tatkala sudah nyata yang ditilik itu baru boleh bangkit dari Ruku,
Tatkala bangkit, di umpamakan pula menilik kepada Nubuah Rasulullah SAW, dan menilik kepada keesaan Allah SWT.
Tatkala Sujud, engkau menyatakan atas hak kepada Tuhan, bahwasa-nya kita fakir, dhoif, lemah dan bodoh.
Sujud juga diumpamakan tersungkur dibawah ARSYIL AZIM, yang menyatakan bahwa kita telah kembali dari pada semula dalam keadaan suci, saat mana didalam alam Arwah sejak hari ALASTU. Demikian hendak-nya ketika Ruku dan Sujud.
+
6)."TAHYAT itu TANGAN SHOLAT".
Setelah bangkit dari Sujud yakni engkau duduk diantara dua sujud, di umpamakan engkau duduk tajjali berhadapan nyata dengan Tuhan. Saat itu engkau menerima atas pernyataan keampunan, Rahmat dan Petunjuk-Nya.
Duduk itu di umpamakan engkau berada di dalam QALBU LATIFAH, QALBU MU'MININ, di atas Baitullah.
Tatkala engkau membaca TASYAHUD yaitu dengan isyarat telunjuk kanan itulah hakekat pernyataan atas janji, sumpah dan saksi semula di dalam hari ALASTU yakni membenarkan bahwa Allah itu Tuhan yang sebenar-nya,
sehingga engkau KARAM di dalam lautan Murakabah, asyik di bawah kebesaran Allah hingga diri yang pasrah itu tersungkur suci di dalam tubuh INSANUL KAMIL.
Bahwa,
Tahyat itu asal Sholat,
1. Puji Nabi Muhammad SAW kepada Allah Ta'ala ketika dibawah Arsyi.
2. Puji Allah SWT kepada diri Nabi Muhammad SAW.
3. Puji Malaikat didalam Arsyi dan sekalian hamba yang Latif.

+
7)."SALAM itu KAKI SHOLAT".
Maka, sebelum memberi Salam ke kanan dan ke kiri hendaklah lebih dahulu tilik nyata-nyata bahwa diri yang suci itu tersungkur sunyi sejahtera, bahagia, segan rasanya hendak salam karena asyik Murakabah dengan Allah SWT, Memberi salam itulah suatu pernyataan kepada malaikat yang di kanan dan di kiri, bahwa kita telah datang kembali dari alam Munajat kepada Allah.

ADAKU DAN TIADAKU

$
0
0
Manunggal-nya dua unsur KETIADAAN-KU adalah KEADAAN-KU, dan KEADAAN-KU adalah KETIADAAN-KU
---
Kalimah LAA ILAHA ILLALAH itu meliputi sangkalan dan pengakuan.
Pengakuan-Ku adalah keadaan atau ada-ku dan tiada-ku, keadaan-ku atau tiada-ku artinya hakikat dari Tuhan adalah tiada-ku.
Dalam ketiadan-ku itu AKU mulai ADA, Yang disebut keadaan yang abadi, itulah makna atau arti dari ADA-KU dan TIADA-NYA AKU
Keadaanku yang abadi dan ketidak adaa-nya aku, kedua-nya sekalian bersamaan, Adalah merupakan Ujud dari Tuhan.
Sangkalan mengandung pengakuan yang positif, Jadi disini sangkalan dan pengakuan tidaklah terpisah dan tidaklah tersentuh.
maksud-nya ialah bercerai tidak ,bersatu tidak akan tetapi keduanya Nafi dan dibatasi oleh kalimah "ILA" dan tidak boleh masuk kedalam kalimah "ILLALLAH"
Engkau harus tahu keadaan-ku, AKU harus memberi petunjuk yang terang tentang apa yang dianggap ada, seperti suatu petunjuk terhadap yang ditunjuk
Jadi rumus "ILLALLAH" adalah yang dianggap sebagai ADA, Maka mutlaklah nama keadaan yang maha mulia dari Tuhan Allah Azzawajalla, hanya untuk AKU-lah rumus "ILALLAH" itu.
---
Jadi kesimpulan-nya adalah Serba Esa, Serba Satu, dan hitungan segala Jiwa-pun adalah Satu (Dalam Rahasia AKU) disini tidak ada lagi dua faham dalam ujud, tidak ada lagi dua kata dalam perbuatan, tidak ada lagi dua unsur dalam asma dan tidak ada lagi dua jenis kehidupan, dan tidak ada lagi dua rumus dalam Zat dan Sifat, segalanya adalah :
"QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI, ALIMUN BIZATIHI, HAYUN BIZATIHI, SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN BIZATIHI, DAN MUTTAKALIMUN BIZATIHI"
seperti firmanku didalam Al Qur'an :
"QUL HU ALLAHU AHAD, Artinya Katakan olehmu, bahwasanya AKU ITU ESA, ESA pada ZATKU, ESA pada SIFATKU, ESA pada ASMAKU, dan ESA pada AF’ALKU"
Dan lagi firmanku didalam Al Qur'an : "WATAWAKKAL ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU"
Artinya, serahkan dirimu kepadaku yang hidup dan tiada mati
---
Maka keterangan meng-Esakan dan menyerahkan diri kepada AKU itu seperti dibawah ini:
1. Adapun BATHIN-KU itu RAHASIA-KU kepada hambaku ---
2. Adapun AWAL-KU itu NYAWA-KU kepada hambaku ---
3. Adapun AKHIR-KU itu HATI-KU kepada hambaku ---
4. Adapun ZAHIR-KU itu TUBUH-KU kepada hambaku

TIADA BERSATU TIADA BERCERAI

$
0
0
Perjalanan itu dimulai dari dalam diri kita sendiri, dari dalam terus kedalam, akhir-nya serta alam dengan keindahan-nya dan dengan keganjilan-nya, hanyalah sebagai saksi pencari diri
+
Kata sayidina ali :
"ANA NUQTATU BA-I-BISMI'MILLAAH ANAA QALMUN WA ANAA LAUHUN MAHFUUDZ ANAA 'ARSYUN WA ANAA KURSIYYUN WA ANAA SAMAAWAAT"
Artinya : "aku adalah titik huruf Baa pada bismi'llah, aku adalah pena (kalam) dan aku adalah luh mahfuz, aku adalah Arash (tahta tuhan) dan aku adalah kursi dan aku adalah petala-petala langit Allahu a'lam"
+
Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan mengenal akan tuhanNya, Adapun diri kita ini ada tiga bagian :
1). Pertama ialah diri yang sebenarnya (rahasia), Jadi diri ini kembali kepada yang hak
2). Kedua ialah diri terperi (Muhammad), jadi diri ini kembali kepada rasa Muhammad
3). Ketiga ialah diri terdiri (adam), jadi diri ini yang betah tinggal kepada rasa adam semula
+
Jadi dosa besar yang tiada ampunan kecuali kembali kepada yang sebenar-benarnya diri, Jadi yang sebenar benarnya diri itu Ruh, yang sebenar benarnya Ruh itu Nur Muhammad, Jadi yang sebenar-benar Nur Muhammad itu Sifat, Sebenar-benar sifat itu ialah Zat, Jadi Zat itu Zat Hayat, bukan Zat Hayyun, Jadi Allah itu adalah nama Zat, dan Muhammad itu adalah nama Sifat, maka dari itu Zat dan Sifat itu tiada bersatu dan tiada bercerai
+
''WANAN KAANAFI HAJIHI AMA FAHUWA FIL AKHIRATIA’MA WA ‘ADHOLLU SABBILA''
Artinya : "Barang siapa buta dalam dunia ini, niscaya buta juga di akhirat sesat di jalan"
+
KesimpulanNya :
1. Hidup tubuh karena nyawa, hidup nyawa karena Allah
2. Tahu hati karena tahu Ruh, tahu Ruh karena Allah
3. Kuasa anggota tubuh karena Ruh, kuasa Ruh karena kuasa Allah
4. Berkehendak puad kerena berkehendak Ruh, berkehendak Ruh karena berkehendak Allah
5. Mendengar telinga karena mendengar Ruh, mendengar Ruh karena mendengar Allah
6. Melihat mata karena melihat Ruh, melihat Ruh karena melihat Allah
7. Berkata mulut karena berkata Ruh, berkata Ruh karena berkata Allah
+
Maka kita rumuskan pula tentang diri bathin itu sebagai berikut :
Adapun yang dimaksud dengan fana oleh ahli tasawuf ialah : lenyapnya perasaan hamba dari nafsu basyariah, yakni segala sifat-sifat ke-ia-an dan ke akuan dari kemanusiaan, sudah takluk pada tuhannya, maka jadilah ia baqa dengan Allah Ta'ala
Bilakah datangnya dan bila pula kembali-nya?, Jawaban-nya ialah : bahwa diri bathin itu datang kedunia ini adalah setelah ada-nya jasad, sesuai dengan firman Allah yang artinya: "kemudian Kami sempurnakan jasad itu, lalu ditiupkan roh kepadanya"
Darimana diri itu datang-nya dan kemana pula kembalinya, serta apa maksud datang kedunia ini?,
Jawabnya ialah : datang-nya dari Allah dan kembali-nya kepada Allah,
adapun maksud datang kedunia ini adalah dengan jasad sebagai alatnya dengan tujuan untuk mengenal akan diri-nya.
(TUAK ILAHI)
Viewing all 507 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>